Display
7 segment merupakan komponen yang berfungsi sebagai penampil karakter angka dan
karakter huruf. Display 7 segment sering juga disebut sebgai penampil 7 ruas.
Pada display 7 segment juga dilengkapi karakter titik (dot) yang sering
dibutuhkan untuk karakter koma atau titik pada saat menampilkan suatu bilangan.
Display 7 segment terdiri dari 7 penampil karakter yang disusun dalam sebuah
kemasan sehingga dapat menampilkan karakter angka dan karakter huruf. Terdapat
7 buah penampil dasar dari LED (Light Emiting Diode) yang dinamakan
karakter A-F dan karakter dot. Bentuk
susunan karakter penampil karakter A-F pada display 7 segmen dapat dilihat pada
gambar berikut.
Pada
dasarnya penampil 7 segment merupakan rangkaian 7 buah dioda LED (Light Emiting
Diode). Terdapat 2 (dua) jenis rangkaian dasar dari display 7 segment yang
dikenal sebagai display 7 segment common anoda (CA) dan common cathoda (CC).
Pada display common anoda untuk segment common anoda (CA) dan common cathoda
(CC). Pada display common anoda untuk mengaktifkan karakter display 7 segment
diperlukan logika low (0) pada jalur A-F dan DP dan sebaliknya untuk display 7
segment common cathoda (CA). Rangkaian internal display 7 segment common anoda
dan common cathoda (CC) dapat dilihat pada gambar berikut.
Rangkaian
Internal Display 7 Segment Common Anoda
Rangkaian
Internal Display 7 Segment Common Cathoda
Karakter
Angka Pada Display 7 Segment
Contoh
Bentuk Fisik Display 7 Segment
Membuat rangkaian 7 segmen dengan menggunakan ATMega 8535 aplikasi Proteus
Program menyalakan 7 segmen angka 3 ATMEGA 8535 dengan program bascom AVR
Rangkaian Proteus LED di Port A dengan menggunakan switch puss button di port C ATMEGA 8535
Program di aplikasi Bascom AVR
'-----Program Menyalakan 8 LED secara bergantian dengan switch di Portc ATMEGA8535 $regfile = "m8535.dat" $crystal = 16000000 Config Porta = Output Config Portc = Input Porta = &B00000000 Portc = &B11111111 '-----Program Utama Do Porta = &B00000000 If Pinc.4 = 0 Then Porta.0 = 1 End If If Pinc.5 = 0 Then Porta.1 = 1 End If If Pinc.6 = 0 Then Porta = &B11111111 End If Loop Return End
Cara kerja
Video Pembuatan dari proses pembuatan rangkaian sampai memasukkan program ke IC ATMEGA 8535
Pengertin dan penjelasan Mikroprosesor dan mikrokontroller dan perbedaannya - Kita pasti sudah familiar dengan dua istilah penting dalam dunia teknologi yaitu mikroprosesor dan mikrokontroller. Hampir semua sistem, digital yang kompleks di dunia ini dikontrol oleh mikroprosesor dan mikrokontroller. Contohnya saja komputer yang menggunakan prosesor intel core i7 dan Smartphone yang menggunakan Prosesor snapdragon. Namun, apa pengertian dari mikroprosesor dan mikrokontroller ? apa perbedaan keduanya ? bagaimana sistem dibangun dari sebuah mikroprosesor dan mikrokontroller ?
Apa Itu sistem ?
Sebelum kita mempelajari pengertian mikroprosesor dan mikrokontroller terlebih dahulu kita harus tau apa itu sistem. Sistem adalah kumpulan berbagai hal yang saling terhubung membentuk satu kesatuan. Sistem berasa dari bahasa latin systema, yang berarti berhubungan. Sistem telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Sistem diterapkan pada semua bidang ilmu, karena merupakan penggambaran interaksi antara elemen elemen yang menyusun sistem tersebut. Sistem digunakan untuk mengolah sebuah data atau informasi dari elemen-elemen untuk menjalankan fungsi atau tujuan tertentu.
Mikroprosesor
Mikroprosesor adalah sebuah chip (IC=Integrated Circuits) yang di dalamnya terkandung rangkaian ALU (Arithmetic-Logic Unit), rangkaian CU (Control Unit) dan kumpulan register-register. Mikroprosesor disebut juga dengan CPU (Central Processing Unit) yang digunakan sebagai otak/pengolah utama dalam sebuah sistem komputer.
Sistem mikroprosesor dengan komponen terpisah
Sebuah Mikroprosesor tidak dapat menjalankan sebuah sistem secara langsung. Mikroprosesor harus ditambahkan komponen lain seperti RAM, ROM, Clock, Serial Com Port untuk dapat bekerja. Dengan kata lain, mikroprosesor tidak dapat berdiri sendiri, namun harus didukung komponen lain.
Mikroprosesor pertama yang diproduksi adalah mikroprosesor 4bit dari intel yang diberi nama Intel 4004, lalu dikembangkan menjadi Intel 4008, lalu dikembangkan lagi ,menjadi 8 bit dengan diproduksinya seri 8008 dan 8085.
Mikroprosesor dalam perkembangannya dibagi menjadi 4 jenis yaitu :
a. Bit Slices Prosesor : Perancangan CPU dengan menambahkan jumlah irisan bit(slices) untuk aplikasi-aplikasi tertentu, biasa digunakan istilah CPU custom.
b. General Purpose CPU : CPU untuk tujuan umun atau mikrokomputer.
c. I/O Prosessor : Prosesor khusus yang berfungsi menangani input/output membantu prosesor utama.
d. Dedicated/Embedded Controller : Membuat mesin menjadi smart, seperti : mesin cuci, mesin Fotokopi, oven, mesin jahit, dan microwave. Prosesor jenis ini lebih populer disebut mikrokontroler.
Fungsi Mikroprosesor
Fungsi utama Mikroprosesor adalah sebagai unit control yang mengendalikan seluruh kerja sistem mikroprosesor. Fungsi lainnya adalah :
1. Mengambil instruksi dan data dari memori.
2. Memindah data dari dan ke memori.
3. Mengirim sinyal kendali dan melayani sinyal interupsi.
4. Menyediakan pewaktuan untuk siklus kerja sistem mikroprosesor.
5. Mengerjakan operasi logika dan aritmetika.
Mikrokontroller
Mikrokontroller adalah sebuah Chip yang didalamnya terdapat sebuah mikroprosesor yang telah dilengkapi dengan RAM, ROM, I/O Port, Timer dan Serial COM dalam satu paket. Dengan kata lain, Kita tidak perlu lagi menambahkan komponen penunjang untuk bekerja. Biasanya sebuah mikrokontroller tinggal disambungkan ke sumber daya dan ditambah sebuah Clock eksternal, namun bisa juga menggunakan Clock internal dari IC.
Sistem Mikrokontroller dengan komponen terintegrasi dalam 1 chip
Jenis Jenis Mikrokontroller
Ada 4 keluarga mikrokontroller yang utama diantaranya
1. Keluarga AVR
Mikrokontroller keluarga AVR adalah mikrokontroller yang dikembangkan oleh Perusahaan Atmel. Istilah AVR ada yang mengartikan sebagai Advanced Virtual Risc, ada pula yang mengartikan sebagai Alv-Vegard Risc. Mikrokontroller AVR memiliki beberapa tipe diantaranya AVR AT Classic, AVR AT Tiny, AVR ATMega, dan AVR Special Purpose.
2. Keluarga MCS 51
MCS 51 ini termasuk dalam keluarga mikrokonktroler CISC (Complex Instruction Set Computer). Artinya, proses pengolahan data dalam mikrokontroller ini berupa berbagai instruksi yang complex. Mikrokontroller MCS 51 merupakan mikrokontroller 8 bit yang diproduksi oleh Perusahaan Atmel dan Intel.
3. Keluarga PIC
PIC adalah singkatan dari Programable Interface Controller. PIC termasuk keluarga mikrokonktroler berarsitektur Harvard yang dibuat oleh Microchip Technology. Awalnya dikembangkan oleh Divisi Mikroelektronik General Instruments dengan nama PIC1640.
4. Keluarga ARM
arsitektur ARM mikrokontroller dengan arsitektur 32 bit. Arsitektur ARM diimplementasikan pada Windows, Unix, dan sistem operasi mirip Unix, termasuk Apple iOS, Android, BSD, Inferno, Solaris, WebOS, Plan 9 dan GNU / Linux. Advanced RISC Machine awalnya dikenal sebagai Mesin Acorn RISC.
Perbedan MIkroprosesor dan mikrokontroller
Dari penjelasan diatas mestinya kita sudah tahu beberapa perbedaan dasar dari MIkroprosesor dan Mikrokontroller. Agar lebih jelas perbedaan mikroprosesor dan mikrokontroller dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
DAC (Digital to Analog Convertion) adalah perangkat atau rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah suatu isyarat digital (kode-kode biner) menjadi isyarat analog (tegangan analog) sesuai harga dari isyarat digital tersebut. DAC (digital to Analog Convertion) dapat dibangun menggunakan penguat penjumlah inverting dari sebuah operasional amplifier (Op-Amp) yang diberikan sinyal input berupa data logika digital (0 dan 1).
Rangkaian dasar DAC (Digital to Analog Convertion) terdapat 2 tipe yaitu Binary-weighted DAC dan R/2R Ladder DAC. Kedua tipe DAC tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Binary-weighted DAC
Sebuah rangkaian Binary-weighted DAC dapat disusun dari beberapa Resistor dan Operational Amplifier yang diset sebagai penguat penjumlah non-inverting seperti gambar berikut.
Rangkaian Dasar Binary-weighted DAC
Resistor 20KOhm menjumlahkan arus yang dihasilkan dari penutupan switch-switch D0 sampai D3. Resistor-resistor ini diberi skala nilai sedemikian rupa sehingga memenuhi bobot biner (binary-weighted) dari arus yang selanjutnya akan dijumlahkan oleh penguat penjumlah inverting IC 741.
Apabila sumber tegangan pada penguat penumlah IC 741 tersebut adalah simetris ± 15Vdc. Maka dengan menutup D0 menyebabkan tegangan +5Vdc akan diberikan ke penguat penjumlah dengan penguatan – 0,2 kali (20K/100K) sehingga diperoleh tegangan output penguat penjumlah -1Vdc. Penutupan masing-masing switch menyebabkan penggandaan nilai arus yang dihasilkan dari switch sebelumnya. Nilai konversi dari kombinasi penutupan switch ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel Konversi Digital Ke Analog Rangkaian Binary-weighted
Tugas Mandiri Buatlah Rangkaian Dasar Binary-weighted DAC diatas di aplikasi android ataupun aplikasi komputer. Pengumpulan dalam bentuk format gambar dikirim di menu tugas kelas google classroom
Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode – kode digital. ADC banyak digunakan sebagai pengatur proses industri, komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer).
ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS).
Pengaruh Kecepatan Sampling ADC
Resolusi ADC menentukan ketelitian nilai hasil konversi ADC. Sebagai contoh: ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 255 (2n – 1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC 12 bit akan memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang jauh lebih baik daripada ADC 8 bit.
Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi. Sebagai contoh, bila tegangan referensi (Vref) 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input terhadap referensi adalah 60%. Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit dengan skala maksimum 255, akan didapatkan sinyal digital sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk decimal) atau 10011001 (bentuk biner).
ADC Simultan ADC Simultan atau biasa disebut flash converter atau parallel converter. Input analog Vi yang akan diubah ke bentuk digital diberikan secara simultan pada sisi + pada komparator tersebut, dan input pada sisi – tergantung pada ukuran bit converter. Ketika Vi melebihi tegangan input – dari suatu komparator, maka output komparator adalah high, sebaliknya akan memberikan output low.
Rangkaian Dasar ADC Simultan
Bila Vref diset pada nilai 5 Volt, maka dari gambar rangkaian ADC Simultan diatas didapatkan :
V(-) untuk C7 = Vref * (13/14) = 4,64
V(-) untuk C6 = Vref * (11/14) = 3,93
V(-) untuk C5 = Vref * (9/14) = 3,21
V(-) untuk C4 = Vref * (7/14) = 2,5
V(-) untuk C3 = Vref * (5/14) = 1,78
V(-) untuk C2 = Vref * (3/14) = 1,07
V(-) untuk C1 = Vref * (1/14) = 0,36
Sebagai contoh Vin diberi sinyal analog 3 Volt, maka output dari C7=0, C6=0, C5=0, C4=1, C3=1, C2=1, C1=1, sehingga didapatkan output ADC yaitu 100 biner, sehingga diperoleh tabel berikut :
Counter juga disebut pencacah atau penghitung yaitu rangkaian logika sekuensial yang digunakan untuk menghitung jumlah pulsa yang diberikan pada bagian masukan. Counter digunakan untuk berbagai operasi aritmatika, pembagi frekuensi, penghitung jarak (odometer), penghitung kecepatan (spedometer), yang pengembangannya digunakan luas dalam aplikasi perhitungan pada instrumen ilmiah, kontrol industri, komputer, perlengkapan komunikasi, dan sebagainya .
Counter tersusun atas sederetan flip-flop yang dimanipulasi sedemikian rupa dengan menggunakan peta Karnough sehingga pulsa yang masuk dapat dihitung sesuai rancangan. Dalam perancangannya counter dapat tersusun atas semua jenis flip-flop, tergantung karakteristik masing-masing flip-flop tersebut.
Dilihat dari arah cacahan, rangkaian pencacah dibedakan atas pencacah naik (Up Counter) dan pencacah turun (Down Counter). Pencacah naik melakukan cacahan dari kecil ke arah besar, kemudian kembali ke cacahan awal secara otomatis. Pada pencacah menurun, pencacahan dari besar ke arah kecil hingga cacahan terakhir kemudian kembali ke cacahan awal.
Tiga faktor yang harus diperhatikan untuk membangun pencacah naik atau turun yaitu (1) pada transisi mana Flip-flop tersebut aktif. Transisi pulsa dari positif ke negatif atau sebaliknya, (2) output Flip-flop yang diumpankan ke Flip-flop berikutnya diambilkan dari mana. Dari output Q atau Q, (3) indikator hasil cacahan dinyatakan sebagai output yang mana. Output Q atau Q. ketiga faktor tersebut di atas dapat dinyatakan dalam persamaan EX-OR.
Secara global counter terbagi atas 2 jenis, yaitu: Syncronus Counter dan Asyncronous counter. Perbedaan kedua jenis counter ini adalah pada pemicuannya. Pada Syncronous counter pemicuan flip-flop dilakukan serentak (dipicu oleh satu sumber clock) susunan flip-flopnya paralel. Sedangkan pada Asyncronouscounter, minimal ada salah satu flip-flop yang clock-nya dipicu oleh keluaran flip-flop lain atau dari sumber clock lain, dan susunan flip-flopnya seri. Dengan memanipulasi koneksi flip-flop berdasarkan peta karnough atau timing diagram dapat dihasilkan counter acak, shift counter (counter sebagai fungsi register) atau juga up-down counter.
1). Synchronous Counter
Syncronous counter memiliki pemicuan dari sumber clock yang
sama dan susunan Flip-Flop adalah parallel. Dalam Syncronous counter ini
sendiri terdapat perbedaan penempatan atau manipulasai gerbang dasarnya yang
menyebabkan perbedaan waktu tunda yang disebut carry propagation delay
Penerapan counter dalam aplikasinya adalah berupa chip IC baik IC TTL, maupun CMOS, antara lain adalah: (TTL) 7490, 7493, 74190, 74191, 74192, 74193, (CMOS) 4017,4029,4042,dan lain-lain.
Pada Counter Sinkron, sumber clock diberikan pada masing-masing input Clock dari Flip-flop penyusunnya, sehingga apabila ada perubahan pulsa dari sumber, maka perubahan tersebut akan men-trigger seluruh Flip-flop secara bersama-sama.
Tabel Kebenaran untuk Up Counter dan Down Counter Sinkron 3 bit :
Gambar rangkaian Up Counter Sinkron 3 bit
Gambar rangkaian Down Counter Sinkron 3 bit
Rangkaian Up/Down Counter Sinkron
Rangkaian Up/Down Counter merupakan gabungan dari Up Counter dan Down Counter. Rangkaian ini dapat menghitung bergantian antara Up dan Down karena adanya input eksternal sebagai control yang menentukan saat menghitung Up atau Down. Pada gambar 4.4 ditunjukkan rangkaian Up/Down Counter Sinkron 3 bit. Jika input CNTRL bernilai ‘1’ maka Counter akan menghitung naik (UP), sedangkan jika input CNTRL bernilai ‘0’, Counter akan menghitung turun (DOWN).
Gambar rangkaian Up/Down Counter Sinkron 3 bit :
2). Asyncronous counter
Seperti tersebut pada bagian sebelumnya Asyncronous counter tersusun atas flip-flop yang dihubungkan seri dan pemicuannya tergantung dari flip-flop sebelumnya, kemudian menjalar sampai flip-flop MSB-nya. Karena itulah Asyncronouscounter sering disebut juga sebagai ripple-through counter.
Sebuah Counter Asinkron (Ripple) terdiri atas sederetan Flip-flop yang dikonfigurasikan dengan menyambung outputnya dari yan satu ke yang lain. Yang berikutnya sebuah sinyal yang terpasang pada input Clock FF pertama akan mengubah kedudukan outpunyanya apabila tebing (Edge) yang benar yang diperlukan terdeteksi.
Output ini kemudian mentrigger inputclock berikutnya ketika terjadi tebing yang seharusnya sampai. Dengan cara ini sebuah sinyal pada inputnya akan meriplle (mentrigger input berikutnya) dari satu FF ke yang berikutnya sehingga sinyal itu mencapau ujung akhir deretan itu. Ingatlah bahwa FF T dapat membagi sinyal input dengan faktor 2 (dua). Jadi Counter dapat menghitung dari 0 sampai 2” = 1 (dengan n sama dengan banyaknya Flip-flop dalam deretan itu).
Tabel Kebenaran dari Up Counter Asinkron 3-bit
Gambar rangkaian Up Counter Asinkron 3 bit :
Timing Diagram untuk Up Counter Asinkron 3 bit :
Berdasarkan bentuk timing diagram di atas, output dari flip-flop C menjadi clock dari flip-flop B, sedangkan output dari flip-flop B menjadi clock dari flip-flop A. Perubahan pada negatif edge di masing-masing clock flip-flop sebelumnya menyebabkan flip-flop sesudahnya berganti kondisi (toggle), sehingga input-input J dan K di masing-masing flip-flop diberi nilai ”1” (sifat toggle dari JK flip-flop).
Counter Asinkron Mod-N
Counter Mod-N adalah Counter yang tidak 2n. Misalkan Counter Mod-6, menghitung : 0, 1, 2, 3, 4, 5. Sehingga Up Counter Mod-N akan menghitung 0 s/d N-1, sedangkan Down Counter MOD-N akan menghitung dari bilangan tertinggi sebanyak N kali ke bawah. Misalkan Down Counter MOD-9, akan menghitung : 15, 14, 13, 12, 11, 10, 9, 8, 7, 15, 14, 13,..
Gambar rangkaian Up Counter Asinkron Mod-6
Sebuah Up Counter Asinkron Mod-6, akan menghitung : 0,1,2,3,4,5,0,1,2,… Maka nilai yang tidak pernah dikeluarkan adalah 6. Jika hitungan menginjak ke-6, maka counter akan reset kembali ke 0. Untuk itu masing-masing Flip-flop perlu di-reset ke nilai ”0” dengan memanfaatkan input-input Asinkron-nya (dan ). Nilai ”0” yang akan dimasukkan di PC didapatkan dengan me-NAND kan input A dan B (ABC =110 untuk desimal 6). Jika input A dan B keduanya bernilai 1, maka seluruh flip-flop akan di-reset.
Register merupakan suatu piranti yang digunakan untuk menyimpan (sementara)
data digit. Data di dalam register itu dapat digeser, dibaca ataupun dihapus. Register
dapat disusun secara langsung dengan flip-flop. Sebuah flip-flop (FF) dapat menyimpan
(store) atau mengingat (memory) atau mencatat (register) data 1 bit. Jika ada n buah FF
tentu saja dapat menyimpan data n bit. Dengan kata lain sederet FF dalam konfigurasi
tertentu merupakan register yang kepadanya dapat dituliskan (write) suatu data atau dari
register itu dapat dibaca (read) data yang tersimpan sebelumnya. Pekerjaan menulis,
mengingat, dan menggeser data dapat dipikirkan pada kalkulator. Untuk memasukkan
bilangan 45, pertama menekan tombol (tut) 4 dan segera dilepaskan. Angka 4 muncul
pada tampilan kalkulator. Berikutnya menekan tombol 5 dan segera dilepaskan. Tampak
bahwa angka 4 tidak hilang (memory) tetapi tergeser ke kiri satu posisi dan bilangan 45
segera muncul pada tampilan. Dalam proses operasi bilangan yang angka-angkanya
dimasukkan menurut urutan tertentu, maka sebelum dioperasikan angka itu harus dicatat
(disimpan) lebih dahulu. Misalnya dilakukan operasi penjumlahan 2 dan 7. Mula-mula
dimasukkan 2, kemudian tekan tombol operasi penjumlahan (+). Angka 2 ini harus
104
disimpan (dicatat) agar nantinya dapat diproses bersama angka 7 yang dimasukkan
kemudian. Kedua ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa register memiliki ingatan
(angka atau angka-angka muncul meskipun penekanan tombol dilepaskan), dapat
dikenakan pergeseran (shift), dan dapat mencatat atau menyimpan data. Data tersebut
ditampung atau disimpan dalam sekelompok flip-flop yang disebut register.
Operasi yang paling sering dilakukan kepada data yang disimpan di dalam
register adalah operasi pergeseran (shift) atau pemindahan (transfer). Hal ini mencakup
pemindahan data dari satu FF ke FF lain maupun dari satu register ke register lain.
Gambar 10.13 menunjukkan pemindahan data dari satu register (misal register X) ke
register lain (misal register Y) yang masing-masing register tersusun dari FF-D.
Dengan mengenakan pulsa transfer, nilai yang tersimpan paxa X0 dipindahkan ke Y0,
X1 ke Y1, dan X2 ke Y2. Pemindahan data dari register X ke register Y tersebut
merupakan pemindahan secara sinkron, karena nilai dari X0, X1 dan X2 dipindahkan
secara bersamaan (paralel) berturut-turut ke dalam Y0, Y1 dan Y2. Jika isi register X
dipindahkan ke register Y bit demi bit, maka pemindahan semacam ini disebut sebagai
pemindahan secara serial. Gambar 10.14 berikut menunjukkan dua register masingmasing 3 bit yang dihubungkan sedemikian hingga isi register X dipindahkan (digeser)
secara serial ke dalam register Y. Jenis FF yang digunakan adalah FF-D karena
memerlukan persambungan yang lebih sedikit dari pada FF-JK.
Tampak bahwa FF terakhir (X0) dari register X dihubungkan dengan masukan FF
pertama dari register Y. Ketika pulsa geser dikenakan, maka akan terjadi pemindahan
data dengan arah sebagai berikut :
Keadaan X2 akan ditentukan oleh masukan D-nya. Sebagai gambaran sebelum
dikenakan satu pulsa geser misalkan register X berisi 101, yakni X2 = 1, X1 = 0, X0 = 1
dan register Y dalam keadaan 000. Tabel berikut menunjukkan cara perubahan setiap
FF ketika dikenakan tiga pulsa geser.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa sebelum pulsa geser dikenakan setiap
masukan FF (D) mengambil harga yang telah tersimpan dalam keluaran FF di sebelah
kirinya. Dari tabel di atas dapat dikemukakan secara umum bahwa untuk memindahkan semua bit (data) dari register X yang terdiri dari N bit seluruhnya ke register Y secara
serial memerlukan N pulsa geser. Pada pemindahan data secara paralel, semua bit
(data) dipindahkan secara bersamaan mengikuti satu pulsa geser, tidak bergantung
banyak bit yang dipindahkan. Dengan membandingkan kedua cara pemindahan data
tersebut tampak bahwa pemindahan data secara paralel lebih cepat dari pada
pemindahan data yang sama apabila dilakukan secara serial. Namun demikian,
pemindahan secara paralel memelukan lebih banyak persambungan dari pada cara
serial. Kedua perbedaan tersebut akan lebih nyata untuk sejumlah besar bit data dan
untuk pemindahan jarak jauh yang memerlukan persambungan yang lebih panjang. Jadi
pemindahan secara paralel lebih cepat dan pemindahan secara serial lebih sederhana.
Jenis register dapat pula diklasifikasikan berdasarkan cara data masuk ke dalam
suatu register untuk disimpan dan cara data dikeluarkan dari register tersebut. Untuk
memasukkan dan mengeluarkan data masing-masing dapat dilakukan secara serial atau
paralel. Cara serial berarti data dimasukkan atau dikeluarkan ke atau dari register secara
beruntun bit demi bit. Sedangkan cara paralel berarti data yang terdiri dari beberapa bit
dimasukkan atau dikeluarkan ke atau dari register secara serempak. Berdasarkan hal itu
maka dikenal 4 jenis register, yaitu (1) Serial In Serial Out (SISO), (2) Serial In Paralel
Out (SIPO), (3) Paralel In Serial Out (PISO), dan (4) Paralel In Paralel Out (PIPO).
Salah satu rangkaian sederhana dari setiap jenis register itu tampak pada gambar
berikut.
Demultiplexer adalah rangkaian logika yang menerima satu input data dan mendistribusikan input tersebut ke beberapa output yang tersedia.
Seleksi data-data input dilakukan oleh selector line, yang juga merupakan input dari demultiplexer tersebut. Blok diagram sebuah demultiplexer ditunjukkan pada gambar :
Blok Diagram Demultiplexer
Tabel Kebenaran Demultiplexer dengan 2 Select line
Rangkaian Demultiplexer
Rangkaian Demultiplexer 1x4
Prinsip kerja multiplexer (MUX) dan DEMUX
Penugasan mandiri
1. Buatlah rangkaian Demultiplexer 1x4 di aplikasi android atau aplikasi komputer dengan menambahkan (inp,S0,S1) Switch dan O0,O1,O2,O3 (LED dan Resistor)
2. Hasil pekerjaan disimpan image diberi identitas nama siswa, judul rangkaian dan logo SMK
3. Pengumpulan di google classrom menu tugas kelas
Evaluasi Penugasan Peserta didik
Gambar dibawah ini dibuat di aplikasi komputer Proteus ada komponen AND dengan input 2 dan AND dengan input 3 dan jika membuat menggunakan aplikasi android menggunakan yang AND 2 input
Jika dalam pembahasan ini masih ada yg belum jelas bisa ditanyakan di menu komentar